.jpg)
Penulis: Bahril Hidayat Lubis
Kata Pengantar: Prof. Djamaludin Ancok PhD
(Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).
Resensi Penutup: H. Fuad Nashori M. Si
(Ketua Umum Asosiasi Psikologi Islami Pusat)
Penerbit: Pustaka Fahima, Yogyakarta (cetakan kedua)
Ukuran: 12 x 17,5 cm
Harga: Rp 32.500
***
Tulisan Bahril Hidayat Lubis yang merupakan penuturan pengalaman hidupnya sewaktu menyandang label penderita psikosis sangat menarik untuk dibaca. Bukan hanya oleh orang awam tetapi oleh para pakar penyembuh gangguan jiwa seperti psikiater dan psikolog yang beraliran Psikologi Negatif.
(Prof. Drs. Djamaludin Ancok, Ph, D)
Hidup selalu memiliki harapan, termasuk harapan yang lahir dari mimpi. Tak semua hal bisa dipertanyakan secara rasional karena ada hal-hal yang tak dapat dijawab secara rasional. Buku ini mencoba menguak tabir mimpi yang bisa menjadi energi untuk merengkuh harapan yang seringkali tak sepenuhnya disadari manusia. Pengalaman psikologis penulis adalah pengalaman manusia yang unik dan punya tempat dalam kehidupan itu sendiri.
(Todung Mulya Lubis, Pengacara)
Saya tidak menyangka kamu akan sembuh karena lebih sulit menyembuhkan penderita psikotik dengan potensi kecerdasan di atas rata-rata. Potensi itu pernah kamu jadikan sebagai bentuk reaksi sikap defensif dan selalu berargumen dengan terapis.
Tapi pada akhirnya kita memang harus kembali kepada agama.
(Ucapan dr. Boekit Pinandang, Sp. PD,
internis yang pernah mengobati psikosomatis penulis)
Bahril Hidayat membuktikan bahwa dengan menulis kita dapat lebih bijak bersikap dalam perikehidupan, selain mengukir sejarah kita, dan lingkungan. Menulislah selalu untuk pencerahan.
(Pipiet Senja, Novelis)
Buku memoar pertama penulis, Aku Sadar Aku Gila (Penerbit Zikrul Hakim, 2007), telah memberikan tema sentral keislaman kepada pembaca. Buku tersebut merupakan salah satu buku Best Seller penulis sebab habis terjual sebelum Islamic Boof Fair (IBF) 2007. Buku penulis lainnya, Datuk Hitam: Cerita Humor Rakyat Melayu (Pustaka Fahima, 2006) menjadi proyeksi sisi humornya dan mengantarkan penulis sebagai Nominator Penulis Muda Berbakat pada Anugerah Khatulistiwa Literary Award 2007,
Buku ini merupakan fragmen kedua dari kisah skizofrenik di masa lalu penulis. Pada buku ini, penulis memaparkan spektrum ilmu psikologi sebagai faktor utama lainnya yang menjelaskan proses kesembuhan tanpa mengabaikan peran terapi Islam, khususnya dukungan penuh dari keluarga. Buku ini juga mengisahkan cara penulis membantah halusinasi-halusinasi yang pernah meruntuhkan kesadaran, logika, dan rasionalitasnya, termasuk peran istri dan kelahiran anak perempuannya, Layla Takhfa Lubis. Kelahiran anak pertama tersebut akhirnya menjadi penguat dan inspirasi bagi penulis untuk mempertahankan cara berpikir yang realistis dan rasional.
Buku Aku Tahu Aku Gila juga berisi tentang peran aspek psikologi terhadap kesembuhan saya, proses pertentangan dan perbedaan pendapat di pihak keluarga isteri menjelang pernikahan, halusinasi yang menyerang ketika saya mengajar di kelas Filsafat (saat menjadi Dosen di Pekanbaru, Riau), dan kelahiran anak yang menjadi penguat (reinforcement) bagi kesembuhan saya. Juga dilampirkan Terapi Identifikasi, yaitu teknik terapi untuk membantu kesembuhan penderita psikotik yang saya susun berdasarkan pengalaman dan pendekatan psikoterapi kontemporer. Teknik terapi Identifikasi itu sudah dipresentasikan dalam berbagai kesempatan, di antaranya Seminar Nasional Asosiasi Psikologi Islami tahun 2005 dan di Magister Sain UGM, Yogyakarta, tahun 2007.
Demikian juga dengan penyusunan Trilogi Memoar penulis, hasil penjualan dari buku ini, yaitu lima puluh persen dari royalti penulis akan disalurkan untuk Yayasan atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang kelak akan dia rintis sesaat setelah selesai menamatkan Studi S-2 dari Magister Psikologi Klinis di Yogyakarta yang ia jalani sejak Agustus 2007 dan insya Allah berakhir pada tahun 2009.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar