Bedah Buku Aku Sadar Aku Gila, 8 April 2008

Antusiasme Peserta Bedah Buku
Aku Sadar Aku Gila
Di Magister Profesi Psikologi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Hari Selasa pukul 09.25 WIB tanggal 8 April 2008, Jawara Community sebagai sebuah komunitas pembelajaran di Magister Psikologi Fakultas Psikologi UII Yogyakarta memulai acara Bedah Buku Aku Sadar Aku Gila yang ditulis oleh Bahril Hidayat. Pada hari itu, cuaca di Kaliurang KM 14,5 sangat sejuk dan bersahabat. Wajah Panitia penyelenggara bedah buku tersebut terlihat cerah dan bersemangat. Ada yang hilir mudik mempersiapkan peralatan bedah buku, seperti proyektor dan komputer. Sebagian panitia yang lain sibuk mengurus perlengkapan yang dibutuhkan, termasuk akomodasi dan makanan sebagai hidangan yang disediakan panitia untuk peserta bedah buku for free charge.

Hadir sebagai pembicara dalam bedah buku itu adalah Bahril Hidayat, sedangkan pembahas Drs. Sumaryanto, yaitu salah seorang staff Psikolog Klinis di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia, Yogyakarta. Lontaran humor dari pembicara dan pembahas menarik perhatian peserta yang akhirnya mendorong mereka untuk tahu lebih jauh isi buku tersebut dengan runtutan pertanyaan dalam acara bedah buku tersebut.

Karjuniwati, mahasiswi Magister Psikologi bidang Psikologi Klinis bertugas sebagai Pembawa Acara. Puteri Aceh tersebut tampak tenang dan santun dalam membuka dan menyampaikan tertib acara. Widi, seorang pemuda usia dewasa awal membuka bedah buku dengan bacaan Quran surah Ar-Rahman menambah kesejukan mental kepada semua orang yang hadir saat itu. Eva Yuliza yang kerap dipanggil Ayu bertindak sebagai moderator. Ayu adalah puteri Riau kelahiran Duri, lulusan S1 Psikologi UIN Suska Pekanbaru. Pantun-pantun Ayu dalam memoderasi acara tersebut menambah gelak tawa dan riuh tepuk tangan dari audiens atau peserta yang hadir. Menambah kemeriahan dan memberikan hiburan seni sastra, Yuke, mahasiswi bidang Klinis Magister Psikologi UII Angkatan IV yang memiliki potensi seni dan sastra di dalam dirinya, membacakan sebuah puisi yang berjudul Apakah Aku Gila setelah pembahas dan pembicara menyampaikan materinya. Tentu saja, hal itu tidak terlepas dari Koordinasi Ardiman Adamie selaku ketua Jawara Community, panitia, dan seluruh elemen fakultas yang terlibat aktif dalam acara tersebut.

Sungguh di luar dugaan. Meskipun panitia tidak memasang target dan sosialisasi yang luas, tapi peserta yang datang cukup banyak dan antusias. Jumlah peserta mencapai 30 orang lebih. Sebagian besar datang dari Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial budaya Universitas Islam Indonesia, dan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Mereka terlihat antusias menjadi pendengar yang aktif ketika pembicara dan pembahas menyampaikan materi-materinya, lalu melemparkan pertanyaan yang berkualitas setelah sesi floor diberikan moderator kepada audiens untuk bertanya.

Sebagian pertanyaan yang muncul adalah bagaimana membedakan pengalaman penulis, apakah termasuk halusinasi atau hidayah? Drs. Sumaryanto dengan luas memaparkan perspektif Psikologi, khususnya tentang teori Psikoanalisa yang memandang pengalaman penulis sebagai bagian dari halusinasi, tetapi apabila dilihat dari sudut pandang Islam justru pengalaman tersebut merupakan hidayah dari Allah. Kontradiksi itu menjadi menarik untuk diperbincangkan apabila dikaitkan dengan kondisi penulis yang sudah sembuh dari psikotik. Drs. Sumaryanto juga mengutip Kata Pengantar dari Dr. Abdul Mujib di dalam buku itu tentang kriteria pemerolehan mimpi yang baik dalam perspektif Islam. Menurut Drs. Sumaryanto, Bahril Hidayat tidak memenuhi kriteria tersebut karena kebiasaannya menggunakan napza, tetapi karena memiliki orang tua yang tulus dan guru, yaitu profesi yang memberikan ilmu yang bermanfaat, ayahnya yang membesarkan penulis maka Allah swt. memberikan jalan kemudahan kepada penulis untuk keluar dari permasalahannya melalui mimpi-mimpi itu. Selain itu, Drs. Sumaryanto mengkritik diagnosis skizofrenik paranoid yang diberikan kepada penulis. Ia justru menyimpulkan pengalaman penulis pada masa lalu bukanlah skizofrenik paranoid, tetapi psikotik yang disebabkan oleh penyalahgunaan NAPZA yang mengandung zat hallucinogen (seperti lem dan ganja).

Pertanyaan menarik muncul dari mahasiswi UGM, yaitu Mbak Dila. Dia bertanya kepada penulis tentang apa saja perilaku penderita yang membuat lingkungan membenci atau menempelkan stigma negatif kepada penderita skizorenik? Penulis menjawab penderita skizofrenik umumnya bersifat agresif, halusinatif, susah ditebak, dan menyusahkan. Lebih dari itu, stigma masyarakat bahwa kegilaan merupakan penyakit mental yang memalukan juga berasal dari perilaku penderita sebelum ia jatuh sakit, misalnya depresif, ngeyel, tidak bersosialisasi, dan tidak menjaga keseimbangan pikiran, perasaan, dan perbuatan. Meskipun demkian, hal itu tidak berarti bahwa masyarakat boleh mencampakkan penderita dengan bentuk-bentuk respon perilaku yang negatif karena hal itu akan memperparah keadaan penderita.

Bedah buku Aku Sadar Aku Gila merupakan salah satu upaya konkrit Jawara Community untuk memberikan agenda kerja yang dinamis dan bermanfaat untuk pengembangan keislaman dan ilmu pengetahuan. Program pertama sudah dimulai, tentu saja agenda kerja lain menunggu mereka untuk diaktualisasikan secara maksimal. Untuk hasil langkah pertama, luar biasa!!!

Terima kasih. Selamat bekerja, para Jawara!!!

Salam,
Bahril Hidayat
(Penulis)

Kunjungi DH Online