Dunia Pecinta
Apabila sesuatu yang ada atau wujud mengakibatkan seseorang menangis dan tertawa di waktu yang sama, segeralah duduk dan dengarkan dia yang mabuk cinta
(1) Batu
telah aku coba berwujud semut
menerjang arus dihantam gelombang
tak sesuatu pun di hati selain kalut
tubuh lelah pada rentang yang panjang
lalu aku menjadi daun
ikuti permukaan aliran sungai
kemana arah laguku melantun
coba nikmati perih di hati
sekali waktu duhai cinta
daun itu tak sengaja tenggelam
kelopak mata terkesiap manja
melihat sekumpulan batu yang diam
daun berdebar dan terkesima
pinta dan mohon supaya tenggelam
bersama batu-batu yang digerus Cinta
semata pisahkan padat dan cair
hingga keras dan kasar tak lagi terukir
(7) Kebenaran
apalah kerisauan setangkai mawar
kecuali harum menusuk yang coba menciumnya
lalu diam menunggu saat untuk layu
tanpa satu pun yang tulus menangisi
entah air mata sudah habis terkuras
atau senyum sinis melihat tingkah lucu kita
sendiri dan tenggelam di dunia ilusi yang asing
dengan setangkup misteri berwajah api
hei mawar merah yang sepi!
kau ada meski kau tak sadar ada
engkau yang mereka sebut gila!
kadang kita serupa badut
riuh tawa di ketiak amarah mereka
kadang kita ibarat sumur
air dikuras tanpa riak syukur
aku ingin minum dari bibirmu
buyarkan dahaga dalam kulum lidahmu
nikmati tawa di selaput duka
agar mengerti kita pernah ada
kadang kita sadar di pusaran alam tak sadar
sekadar mengakui diri memang tak sama
di antara ribuan kumbang yang lebih gila
tapi
biarkan merahmu menyilaukan mata
tancapkan durimu menyengat nafsu
hingga wangimu menyerbak dunia
sampai waktu yang ditunggu itu tiba
meski hanya kematian yang mampu menyingkap tabir itu
kebenaran…
(33) Rindu
Kerinduan adalah cabang dari cinta
Rindu ibarat kelopak-kelopak Melati yang melepuh karena terbakar sinar Matahari
atau bak gemeletuk geraham sebab dinginnya hamparan salju.
Nun, rindu seringkali menciptakan badai yang seakan ingin menyapu kehidupan
atau gemuruh gunung sebelum sang angkuh itu memuntahkan lava.
Ia perintahkan waktu berjalan lambat, seakan detik enggan bertemu menit,
menit dan jam hening di dalam ruang waktu,
dan hari tak ingin mengenal lusa
Akhirnya,
Rindu mengantarkan manusia ke dalam tiga dimensi
Kebekuan saat mencoba berpegangan pada tangan yang lain,
kehampaan sebelum bertemu kekasihnya, dan
ketiadaan setelah berada di dalam pelukan yang ia cintai
(39) Di Palung Samudera
terpa angin melumuri wajah
sang musafir susuri langkah
menuju tabir jalan yang retak
ia keluar dari tepi geladak
bahtera bersandar sekejap mata
meski sudah di batas samudera
tapi saatnya mengumpul bekal
singgahi daratan yang terjal
sang musafir tercenung sedih
puing-puing sisa gempa bumi
menyiksa mata menggores hati
ia termenung di dekap perih
lalu ia biarkan kaki melangkah
tatap melekat di gugusan sawah
lihat dua ibu riang bercengkerama
tertawa lepas setelah penat bekerja
dan…
fffuuuuhhh…
terompet bahtera sudah berbunyi
awak kapal angkat sauh
ia mengejar setengah berlari
sang musafir masih merenung
sedang bahtera siap berlayar
lintasi pantai dan ombak yang besar
memaksa awaknya terus mendayung
ombak menggulung sirami pantai
menggiring air menyapu butiran pasir
lalu segala penuhi palung samudera
tapi ditebar lagi di tepi laut lainnya
saatnya pasang, tapi pasti akan surut
itulah gelombang yang menghempas hidup
hmmm…
gumam sang musafir
di buritan bahtera
ia menunduk paham
akhirnya
bahtera menatah ia ke tengah lautan
seiring bisik lirih yang hampir melepuh
jika ingin mencapai ketenangan samudera
mestilah ombak menghempas palung jiwa
3 komentar:
hey....
aku suka dengan bait-bait puisi yang kamu buat...
aku suka baca..aku suka menulis tapi aku takut buat berekspresi dalam sebuah karya. aku punya teman yang menawariku bekerja sama buat sebuah buku tapi aku takut buat memulai..
semoga kamu berkenan membagi ilmumu padaku
tentu kita bisa sharing, tapi bagaimana caranya?
Kamu nggak tinggalin ID apapun..
tinggalin KTP, Paspor, atau apa kek??
hehehehe...
just kiddin.
thanks for ur compliment.
Mas, gadis kecil yang cerewet, perajuk dan tengil ini mo ngasih komen!!!
aku dah baca puisimu, yg api dan angin itu. Susah kali... hmm... ntar kubaca ulang2 deh.
Cinta itu emang gitu ya, penuh energi. Hasilnya sekumpulan puisi yang manis sekaliy...
walaupun aku ga sepenuhnya paham.
ahahahhaa....
tapi aku akan berusahaaaaaaa!
Posting Komentar