Sastra; Pesona Cinta (Mataku Terluka), 2007

Keganjilan Sesaat


sungguh tak kumengerti
saat-saat seperti ini

jarum jam seakan tak berdetak
waktu seakan berhenti
aku merasakan hal yang tak masuk di otak
akalku kering tak terasa lagi

aku kehilangan akal sehatku
aku seperti bertukar akal
seakan bertukar dunia
yang dipenuhi ilusi hina

ku tak perlu semua ilusi itu
aku tak mau hidup yang kumal

kini aku terpaku
semua hening sesaat
nikmat terasa di kalbu
diam terasa sepi pekat
aku terus ingin itu

ulangi lagi dan lagi
aku ingin sekali
tapi aku tak tahu pasti
apa arti semua ini
karena lidah kehabisan arti

aku masih diam terpaku
seakan aku tak pernah ada
detakan di kepala atasku
berdenyut saja

lalu berpindah ke kepala samping
aku rasanya tak ingin berpaling

bingung dan suka bercampur satu
ulangi lagi dan lagi
aku mau yang itu
diam terpaku dalam mati

lalu Cahaya itu berpendar luas
seakan tempat yang tiada batas
begitu indah Taman Kekasih
aku minta lagi duhai Kekasih

lagi dan lagi
telinga seakan tak lagi mendengar
mulutku terkunci
mataku riang berbinar

bulu romaku merinding
meremang dengan sendirinya
namun cuaca tidaklah dingin
aku merasa aneh saja

lalu sekejap saja sahabatku
semua itu kembali berlalu

hendak kujabarkan
takutku kau tak paham
pancungmu menebas kehidupan
sedang aku masih ingin diam
walaupun diam bukan kata yang sebenarnya
hanya kelebat makna di luar hitam

seandainya engkau menjumpai
maka yang menyelamatkanmu ialah sendiri
larilah segera dengan uzlah
agar jahiliyah tak menyumpah






1 komentar:

blAck-rOse mengatakan...

"Aku" ibarat seseorang yang jatuh cinta pada perasaan yang pertama, begitu membuat merasakan dunia begitu jungkir balik. Karena setiap bertatap "jarum jam seakan berhenti berdetak" dan seakan "kehilangan akal sehatku" dan setiap mereguk keindahannya seakan "nikmat terasa di kalbu" dan membuat si"aku" selalu "ingin lagi dan lagi". Namun pada kenyataannya, apa yang membuatnya jatuh cinta bukanlah sesuatu yang membuatnya terus bermimpi indah tentang kehidupan.

(hehehe maaf pa kalo persepsinya salah).
terima kasih
R


Pembelian Buku dan Produk Lainnya Melalui Bahril Hidayat

Pembelian buku dan produk lainnya melalui Bahril Hidayat dapat dilakukan melalui email dan telepon ke ponselnya pada nomor 081918608195. Silakan menghubungi via email, sms, atau telepon untuk memastikan apakah buku yang dipesan masih ada atau tidak. Ongkos kirim disesuaikan dengan kota asal pembeli dari alamat suratnya (Yogyakarta). Untuk pembeli di wilayah Yogyakarta dapat membeli dan mengambil langsung ke alamat suratnya (lihat alamat penulis selama studi S2). Pembelian melalui Bahril Hidayat dibayarkan melalui rekening Bank Mandiri dan BCA.



Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah pembelian buku dan produk lainnya melalui Bahril Hidayat silakan klik dan buka Datuk Hitam Online dan bacalah bagian Pemesanan Buku Melalui DH Online.