Kata Pengantar Penulis Buku Aku Tahu Gila (Cetakan Kedua)

Pengantar Penulis
(Cetakan Kedua)


Segala puji bagi Allah swt. seru sekalian alam. Setiap makhluk memiliki caranya sendiri untuk memuji Allah swt. dengan cara yang diketahui manusia maupun tidak. Hanya Allah swt. saja yang layak menerima pujian. Barangsiapa yang Dia beri petunjuk, maka tak satupun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka tak satupun yang mampu memberikan petunjuk kepadanya. Shalawat beriring salam dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga dan keturunannya. Beliaulah Nabi dan Rasul terakhir yang membawa risalah yang sempurna untuk memperbaiki akhlak manusia di hadapan Tuhannya dan kepada makhluk-Nya. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. membawa dan mengantarkan manusia untuk mengenal diri dan Tuhannya sehingga mendapat keberuntungan besar yang tak akan terlukiskan. Amma ba’du.

Subhanallah wabihamdihi, itulah kalimat yang menggambarkan perasaan penulis tentang penerbitan buku-buku sebelumnya dan buku ini. Respon yang muncul sangat beragam. Apresiasi dan dukungan datang bersusulan. Masukan dan kritik juga gambaran apresiasi tersebut. Yang paling perlu digaris-bawahi adalah kesalahan tata tulis dan tanda baca pada buku Aku Tahu Aku Gila (Studia Press, 2007) cetakan sebelumnya sudah diperbaiki pada cetakan ini sebagai bentuk terima kasih penulis kepada semua pihak tersebut.

Sebenarnya kesalahan itu terjadi karena kelemahan penulis. Penulis bukan seseorang dengan latar belakang pendidikan sastra, bukan pula pembaca karya sastra bentuk narasi, seperti cerpen atau novel. Bahkan sampai saat ini, penulis belum pernah membaca karya novel kontemporer yang populer. Apa sebabnya? Pada tahun 2002-2005 penulis tidak bisa membaca dalam frekuensi dan intensitas yang tinggi karena kegilaan (skizofrenik) dan terapi psikofarmakologis, sedangkan dua tahun terakhir ini penulis berkonsentrasi pada buku-buku Islam dan Psikologi, khususnya Tafsir Quran dan buku-buku Psikologi Abnormal sebagai bentuk kewajiban penulis yang sedang mengikuti kuliah Pasca Sarjana di Yogyakarta. Hal itu secara tidak disengaja menjadi kelemahan penulis dalam menyusun karya sastra yang memenuhi Ejaan Yang Disempurnakan, termasuk penulisan dan tanda baca yang benar.

Alhamdulillah, pada cetakan ini penulis berusaha memberikan hasil yang maksimal. Perbaikan tanda baca, struktur kalimat, penanggalan, dan penambahan dialog agar naskah ini lebih apik dan mudah dipahami. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan feedback, yaitu teman-teman yang kritis, pembaca yang responsif, keluarga penderita yang menghubungi lewat telepon maupun email, penerbit yang bersedia menerbitkan naskah ini, dan khususnya orang tua, guru, dan keluarga penulis. Mereka adalah inspirasi bagi penulis untuk memaknai hidup secara lebih baik dan menyarankan untuk terus menulis, insya Allah.

Terakhir, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, penulis akan menyalurkan limapuluh persen dari royalti buku ini untuk kepentingan sosial. Dana itu akan disalurkan sebagai donasi terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan atau Yayasan yang akan penulis rintis setelah menyelesaikan studi Magister Profesi Psikologi S2 di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. LSM atau Yayasan itu kelak akan bergerak pada bidang penyediaan fasilitas pengobatan psikofarmakologi dan psikoterapi untuk penderita skizofrenik dan penyalah-guna (drus abuser) Narkotika dan Zat Adikitif lainnya secara gratis. Termasuk mimpi penulis yang berniat untuk mengembangkan Yayasan atau LSM tersebut ke arah dunia pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan manusia Indonesia seutuhnya, baik manusia Indonesia yang beragama Islam, maupun beragama lain. Inilah keutamaan sebuah ilmu pengetahuan yang mampu melintasi berbagai kultur dan agama yang berbeda, demikian pula toleransi yang diajarkan oleh Islam itu sendiri.

Selain itu, segala bentuk pengalihan buku ini kepada media lain, maupun hasil ekonomis dari pihak mana pun yang memberikan apresiasi terhadap buku ini, akan disalurkan kepada agenda kerja tersebut. Sungguh, insya Allah penulis bermimpi sesuatu yang baik, berniat baik terhadap mimpi tersebut, dan amanah terhadap kepercayaan yang diberikan oleh mimpi itu, yaitu mimpi yang berasal dari Allah dan kepercayaan publik terhadap mimpi tersebut. Jika pembaca ingin menjadi bagian dari mimpi penulis, tentu saja sudah dimulai sejak membaca buku ini.


Terima kasih. Jazakumullahulkhair.

Yogyakarta, 4 Juli 2008
Bahril Hidayat Lubis



Pengantar Penulis
(Cetakan Pertama)

Segala puji bagi Allah swt. seru sekalian alam. Setiap makhluk memiliki caranya sendiri untuk memuji Allah swt. dengan cara yang diketahui manusia maupun tidak. Hanya Allah swt. saja yang layak menerima pujian. Barangsiapa yang Dia beri petunjuk, maka tak satupun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka tak satupun yang mampu memberikan petunjuk kepadanya. Shalawat beriring salam dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga dan keturunannya. Beliaulah Nabi dan Rasul terakhir yang membawa risalah yang sempurna untuk memperbaiki akhlak manusia di hadapan Tuhannya dan kepada makhluk-Nya. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. membawa dan mengantarkan manusia untuk mengenal diri dan Tuhannya sehingga mendapat keberuntungan besar yang tak akan terlukiskan. Amma ba’du.

Saat ini, kita sudah memasuki fase kedua dalam mengenal dunia psikosis—dan mengenal diri sendiri. Pada memoar sebelumnya yang berjudul Aku Sadar Aku Gila, penulis telah memaparkan dimensi spiritual yang menjadi faktor utama kesembuhan penulis dari psikosis. Fase kedua yang dipaparkan dalam buku ini adalah memasuki dominasi analisis pada dimensi yang lebih rendah dari memoar pertama, yaitu peran psikologis dalam kesembuhan penulis.

Berkaitan dengan aspek judul, jika ditilik sekilas pintas penulis melakukan kesalahan dalam menentukan judul-judul pada Trilogi Memoar Gilakah Aku? Judul pertama yang menggunakan kata sadar, secara terminologis memiliki makna kata yang seharusnya muncul setelah tahu—memoar kedua. Pengetahuan yang didapat melalui proses penginderaan akan memicu individu memperoleh kesadaran terhadap sesuatu. Akan tetapi, setelah pembaca mempelajari dengan teliti Trilogi Memoar ini, khususnya memoar pertama dan kedua, penulis yakin pembaca akan mampu menyimpulkan alasan penulis menggunakan kata sadar pada judul memoar pertama dan kata tahu pada judul memoar kedua. Lagipula, seorang penderita psikosis yang menghadapi gejala positif (halusinasi, ketegangan, delusi, dll), sebenarnya sebagian besar dari gejala-gejala itu diketahui penderita bukan melalui proses penginderaan. Bagaimana mungkin suatu stimulus yang semu atau palsu dapat disamakan dengan penginderaan yang asli?

Dalam menyusun Trilogi Memoar ini, penulis tetap menggunakan format narasi (novel). Hal itu penulis lakukan agar perjalanan kesembuhan yang penulis alami dapat dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat. Khususnya lapisan masyarakat dengan latar belakang non-psikologi atau non-psikiatri, namun tengah diuji oleh permasalahan yang sama dengan penyakit yang pernah penulis hadapi. Entah itu anaknya, ayahnya, keponakannya, tetangganya, atau sebagai penderita langsung. Penulis berharap, Trilogi Memoar ini menjadi inspirasi bagi siapapun. Terutama bagi penderita psikosis agar tidak meletakkan faktor kesembuhan pada ilmu psikologi atau psikiatri saja, akan tetapi hanya menyandarkan segala sesuatu kepada Allah swt.

Akhirnya, penulis berharap, penulis dan pembaca dapat lebih memahami pesan-pesan utama yang terkandung dalam Trilogi Memoar Gilakah Aku? Terutama setelah penulis menyusun memoar terakhir yang insya Allah berjudul Aku Bersyukur Aku Gila: Gilakah Aku? Harapan terakhir, penulis memohon kepada Allah swt. agar selalu memberikan pemahaman kepada kita bahwa ilmu manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan setitik Kemurahan-Nya. Insya Allah.

Allahu a’lam bish shawab.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Pekanbaru, 15 Agustus 2006
Bahril Hidayat Lubis

Tidak ada komentar:


Pembelian Buku dan Produk Lainnya Melalui Bahril Hidayat

Pembelian buku dan produk lainnya melalui Bahril Hidayat dapat dilakukan melalui email dan telepon ke ponselnya pada nomor 081918608195. Silakan menghubungi via email, sms, atau telepon untuk memastikan apakah buku yang dipesan masih ada atau tidak. Ongkos kirim disesuaikan dengan kota asal pembeli dari alamat suratnya (Yogyakarta). Untuk pembeli di wilayah Yogyakarta dapat membeli dan mengambil langsung ke alamat suratnya (lihat alamat penulis selama studi S2). Pembelian melalui Bahril Hidayat dibayarkan melalui rekening Bank Mandiri dan BCA.



Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah pembelian buku dan produk lainnya melalui Bahril Hidayat silakan klik dan buka Datuk Hitam Online dan bacalah bagian Pemesanan Buku Melalui DH Online.